Rabu, 30 September 2009

Polusi Udara

Polusi udara kota di beberapa kota besar di Indonesia, khususnya di Jakarta, telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala risikonya telah dipublikasikan, termasuk risiko kanker darah. Namun, jarang disadari, entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru akibat polusi udara kota.

Diperkirakan, dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru dan saluran pernapasan dengan sangat bermakna. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam pola penyakit di berbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru (kompas.com).

Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70 persen. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain (kompas.com).

Buruknya udara Jakarta terutama karena transportasi, diikuti industri, pemukiman, dan sampah. Data Bapedal (1992) menyebutkan, knalpot menyumbang 44% debu, 87,56% hidrokarbon (HC), 97,40% timah hitam (Pb), 73,21% NOx, dan 97,68% CO. Polutan asap industri SO2 sebesar 63%, partikel dari asap pembakaran sampah sebesar 41% (www.indomedia.com). Semua komposisi udara tersebut merupakan salah satu pemicu pemanasan global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar