Rabu, 30 September 2009

Pemanasan Global

Pemanasan global (global warming)
Sumber utama dari pemanasan global adalah perubahan iklim akibat dari efek rumah kaca (green house gases). Istilah ini dikenalkan pertama kali oleh Baron Jean Baptiste Fourier (1820), ahli matematika Perancis. Efek rumah kaca (green house effect) adalah proses dimana atmosfer bumi menangkap energi matahari yang menghangatkan bumi dan mendukung kehidupan diatasnya yang kini banyak mengalami penyimpangan.

Efek rumah kaca terbentuk dari gas rumah kaca yang terdiri atas karbon dioksida dan metana. Karbon dioksida adalah gas yang terbentuk secara alamiah, namun gas tersebut juga dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti pada kendaraan bermotor, perubahan penggunaan lahan serta proses industri.

Sementara itu, metana adalah gas yang dihasilkan antara lain oleh tumpukan sampah. Dengan demikian, tindakan membuang sampah sembarangan serta pengelolaan sampah yang kurang baik turut berkontribusi terhadap meningkatnya gas rumah kaca.

Atmosfer bumi yang mengandung gas rumah kaca, memiliki kemampuan menangkap sinar inframerah matahari yang dipantulkan bumi. Semakin besar jumlah gas rumah kaca dalam atmosfer, maka temperatur bumi pun semakin panas. Hal inilah yang menyebabkan perubahan iklim bumi yang mendatangkan pemanasan global.

Sebagai contoh adalah penggunaan sumber energi secara berlebihan termasuk minyak bumi, penebangan hutan secara besar-besaran, polusi dari industri dan kendaran bermotor, sampah yang tidak dapat atau sukar terurai, berkurangnya air tanah, yang notabene dapat merusak lingkungan secara langsung dan dalam jangka panjang mempunyai dampak negatif yang besar dan merupakan salah satu sumber perusakan iklim bumi.

Peningkatan suhu permukaan bumi secara drastis dalam beberapa tahun terakhir, mencairnya permukaan es di kutub yang menyebabkan naiknya permukaan air laut, diduga kuat berhubungan langsung dengan perubahan iklim yang terjadi serta berbagai bencana alam di segala penjuru dunia.

Dengan demikian perlu untuk diketahui bahwa pada saat ini, betapa dunia sedang kritis akibat isu lingkungan. Sebaiknya pada saat ini seluruh komponen masyarakat mulai menyosialisasikan tentang masalah tersebut dan mulai memerangi efek pemanasan global atau menumbuhkan perasaan untuk mencintai lingkungan hidup.

Pembahasan peneliti mengacu pada bagaimana kuatnya pengaruh media televisi terhadap masyarakat Indonesia dan bagaimana persepsi masyarakat terhadap tayangan tentang lingkungan hidup. Diantara membombardirnya tayangan televisi yang terkesan sarat hiburan dan tidak edukatif, seharusnya terselip pesan-pesan untuk memelihara lingkungan.

Kuatnya pengaruh tayangan televisi terhadap masyarakat akan menuai dampak yang positif pula bila televisi menyajikan program-program acara mengenai lingkungan hidup. Masyarakat dari berbagai lapisan pun secara bertahap diharapkan akan menyadari masalah lingkungan yang sedang terjadi pada saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar