Rabu, 30 September 2009

Minyak Jarak Pengganti Minyak Solar

Sejak krisis bahan bakar kita rasakan, muncul berbagai pemikiran untuk mengembangkan sumber energi alternatif. Salah satunya adalah pemanfaatan tanaman Jatropha Curcas Linneaus dikenal sebagai Jarak pagar. Dr.Ir. Robert Manurung, M.Eng, pengajar di Jurusan Kimia Industri Institut Teknologi Bandung (ITB), setidaknya bersama timnya sudah melakukan penelitian itu sekitar tahun 2002 lalu. Energi terbarukan yang ramah lingkungan ini juga dapat meningkatkan pendapatan petani miskin. Potensi lain adalah ekspor karena tekanan pada negara-negara industri maju untuk lebih berperan menurunkan emisi gas rumah kaca.

Manurung bersama Eiichi Nagayama dan Masanori Kobayashi dari New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO), lembaga di bawah Pemerintahan Jepang, melakukan penelitian sumber energi baru tersebut. Kegunaannya, antara lain untuk memenuhi kesepakatan Protokol Kyoto dalam menurunkan emisi buangan bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan efek rumah kaca. Penelitian yang dikerjakan bersama ITB-Mitsubishi Research Institute (MIRI) ini dibiayai oleh NEDO.

Jepang sudah menggunakan minyak Jarak sejak Perang Dunia II sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi. Ketika itu, banyak kapal laut logistik Jepang yang dikaramkan armada perang Amerika Serikat sehingga minyak Jarak dilirik sebagai alternatif lain. BBM tersebut digunakan untuk tank dan pesawat tempur milik Jepang. Bahkan di India, minyak Jarak ini telah diadopsi sebagai minyak bakar mesin kereta api, mereka telah menanam Jarak sepanjang bantaran rel kereta api sepanjang 24.000 km.

Dalam bidang farmasi dikenal pula sebagai minyak Kastroli. Minyak ini serbaguna dan memiliki karakter yang khas secara fisik. Pada suhu ruang, minyak Jarak berfasa cair dan tetap stabil pada suhu rendah maupun suhu sangat tinggi. Minyak Jarak diproduksi secara alamai dan merupakan trigliserida yang mengandung 90 persen asam ricinoleat. Minyak Jarak juga merupakan sumber asam sebasat, suatu asam dikarboksilat.

Pemanfaatan minyak Jarak dan turunannya (derivat) sangat luas dalam berbagai industri, seperti : sabun, pelumas, minyak rem dan hidrolik, cat, pewarna, plastik tahan dingin, pelindung (coating), tinta, malam (lilin) dan semir, nilon, bidang farmasi (1 persen dari total produksi dunia), dan parfum.

Beracun
Racun ricin merupakan produk sampingan dari proses pengolahan minyak Jarak. Sebagai bahan farmasi, minyak Jarak digunakan untuk menetralisasi rasa kembung (konstipasi) dan merangsang pemuntahan. Konsumsi tinggi (di bawah dosis lethal) minyak ini pada perempuan yang siap melahirkan dapat menginduksi persalinan.

Tanaman semak ini dapat tumbuh cepat, bisa mencapai tinggi 3-5 meter, tahan kekeringan, dan dapat tumbuh di tempat bercurah hujan 200 hingga 1.500 milimeter per tahun. Selain bisa mencapai umur 50 tahun, jarak pagar hampir tidak memiliki hama karena sebagian besar bagian tubuhnya beracun. Jarak pagar mulai berbuah setelah berusia lima bulan dan mencapai produktivitas penuh pada usia lima tahun. Buahnya elips sepanjang satu inci, memiliki dua hingga tiga biji.

Tanaman ini ternyata sangat efektif jika buah atau bijinya dikembangkan menjadi biodiesel sebagai energi alternatif pengganti minyak diesel (solar), minyak bakar, bahkan minyak tanah (kerosin). Biji, daging buah, dan cangkang bisa digunakan sebagai bahan bakar. Selain itu, bagian-bagian tubuh Jarak bisa digunakan untuk insektisida, pupuk, dan biogas.

“Kita bisa menghemat devisa sangat banyak dengan mengganti 2,5 miliar liter per tahun solar yang digunakan Perusahaan Listrik Negara, untuk pembangkit listrik di luar Jawa dengan minyak Jarak”, papar Manurung.

Keuntungan lain, minyak Jarak dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat, terutama di daerah dengan sumber alam marjinal. Jika tiap petani diberi hak mengelola tiga hektar lahan kering, dengan kerapatan tanaman 2.500 pohon per hektar dan produktivitas 10.000 kilogram biji per hektar.

Dalam membangkitkan listrik juga tidak diperlukan generator (genset) baru karena minyak Jarak bisa langsung digunakan pada genset yang ada (genset yang menggunakan solar). Dari sisi lingkungan, minyak ini juga rendah kadar emisi gas sulfur (SOx), nitrogen (NOx), dan karbon, selain bisa dipakai untuk tanaman penghijauan dan reboisasi. Karena itu, Manurung yakin penanaman satu juta hektar Jatropha pada tanah marjinal akan menghasilkan 4,3 miliar liter minyak Jarak per tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar