Rabu, 30 September 2009

Penanggulan Pemanasan Global

Usaha penanggulangannya

Kondisi di atas mulai direspon oleh para pemimpin dunia terutama di kawasan Asia Timur dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur di Singapura menjadikan isue pemanasan global sebagai pembahasan utama. Para pemimpin Asia Timur yang terdiri dari 10 negara ASEAN ditambah China, Jepang, Korea Selatan, Australia, India, dan Selandia Baru itu menandatangani “Deklarasi Singapura untuk Perubahan Iklim”. Deklarasi itu intinya menyerukan kepada 16 negara untuk berperan aktif mewujudkan cetak biru lingkungan yang baru, menggantikan Protokol Kyoto yang akan habis masa berlakunya tahun 2012.

Protokol Kyoto menetapkan target batasan emisi bagi negara-negara maju. Namun, negara adidaya seperti AS serta Australia menolak meratifikasinya dengan alasan, India dan China yang tercatat sebagai kontributor polusi terbesar di dunia tidak dikenai target itu hanya karena keduanya digolongkan sebagai “negara berkembang”. (Kompas, Kamis 22 November 2007).

Memang, saat ini dunia terbagi menjadi negara maju dan berkembang, namun dari sisi upaya untuk mengatasi pemanasan global ini harus melibatkan semua negara. Sungguh akan sia-sia ketika hanya sebagian negara yang mau untuk mengurangi emisi karbon, namun sebagian negara lain terus menerus menambah emisi tersebut, pasti hasilnya tetap nol besar.

Sungguh sangat disayangkan, mengapa kesadaran untuk mengurangi emisi karbon di negara maju masih rendah bahkan ada yang enggan meratifikasi protokol Kyoto ? Menjadi tanda tanya besar, apa sebenarnya yang mereka inginkan ? Belum cukupkah berbagai bencana alam yang terjadi saat ini menyadarkan mereka ?

Kalau kita perhatikan Indonesia melalui presiden SBY, mulai membangun kesadaran di tengah masyarakat pentingnya menanam pohon sebagai salah satu upaya mengurangi emisi karbon. Namun pertanyaannya, cukupkah hanya sekedar menanam pohon ????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar